Hari ini aku
hanya berjalan lurus diantara teras-teras yang kulewati di fakultasku ini. Tak
ada yang istemewa, selebihnya hanya seperti itu saja setiap harinya. Di samping
kanan kumelihat beberapa anak cangkruk ditemani pacar setianya
laptop sambil berbincang-bincang dengan
teman-temannya, ada juga yang asik makan, ada yang bermain poker-sebuah permainanan dari zaman bahula-entah itu kapan aku tak
tahu pasti sejarahnya dan biasa, setiap harinya aku memandangi pak Darman
tukang jajan makanan keliling di kampus yang murah meriah.
Tapi, hari
ini langkahku tergerak untuk menoleh lebih lama kearah samping kananku,, ketika
kulihat beberapa teman sekelasku asyik memandangi kartu poker, kudekati dan
hanya kulihat saja. Entah apa yang dipikrkan mereka-mengenai 4 kartu yang
dibuka dan 4 orang temanku hanya memandanginya sedangkan yang lainnya asyik
bermain poker dengan kelompok yang
lainnya.
“che,
ngapain sih!” tanyaku kepada salah seorang temanku
“konsen”,
jawabnya
Ku hanya
memandangi ketiga temanku ini, sampai dari salah satu mereka bilang.
“Coba hitung-entah itu ditambah, dikurangi,
dikali, dibagi, dipangkat bahkan loe log pokonya hasilnya 24”
Akhirnya,
aku mulai mengikuti alur mereka sampai ada dari salah satu kami yang menemukan
dengan pasti angka tersebut. Selanjutnya, kami terus asyik bermain angka poker
ini hingga jumlah orang dari kami bertambah
dan bertambah. Sampai pada akhirnya, aku
tersadar tak selamanya poker itu identik dengan hal negatif. Mungkin, selama ini aku selalu menjauhi poker
karena pikiran ini sudah terhegemoni dengan suatu konstruksi poker yang ada dalam masyarakat asalku, sehingga hal ini memuatku
sedikit mengecap permainan ini.
Namun,sejak inilah aku mulai bisa
menerima poker dan tak terkonstruksi
dengan pandangan yang lama. Dan tak kusangka, sebuah solidaritas yang lebih
solid aku dapatkan dari permainan ini. –super
sekali big thanks to all of my friends in Sociology-
Unsiyahhadey’s writter
Tidak ada komentar:
Posting Komentar